Sabtu, 21 April 2012

KONTRIBUSI DAN IMPLIKASI TEORI DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TEKNOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Dewasa ini komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, Amerika Latin, termasuk sekarang di daerah pelosok Indonesia. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
Teknologi komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah, terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu UU. No. 36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada pasal 3 yang berbunyi :
”Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar bangsa”
Dari bunyi pasal 3 di atas telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, karena dapat menjadi alat pemersatu bangsa dan masuk ke berbagai ranah kehidupan.
Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang ditarik dari teori belajar dan hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran.  Bidang kajian teknologi pembelajaran adalah belajar dan pembelajaran.
Bidang kajian belajar dan pembelajaran ini pada awalnya digarap dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu lain ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau disiplin keilmuan yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199).
Menurut Donald P. Ely (1983) teknologi pembelajaran meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedur, dan keterampilan. Disiplin ilmu yang memberi kontribusi terhadap teknologi pembelajaran adalah: 1) basic contributing discipline, yaitu: komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen; 2) related contributing fields, yaitu: psikologi persepsi, psikologi kognisi, psikologi sosial, media, sistem, dan penilaian kebutuhan (Miarso, 2004: 200).  Selain itu juga memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem (Miarso, 2004: 557).
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi komunikasi, teori dan teknologi informasi, dan teori ekonomi, dll.
Menurut A.A.Lumsdaine (1964) teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan sains dasar, yaitu: 1) ilmu fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan elektronik, 3) teknologi informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5) ilmu komunikasi dan 6) ilmu ekonomi (Miarso (2004:199).

Sedangkan menurut Seels & Richey (1994) beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200).
Pembahasan dalam makalah ini akan dikhususkan pada kontribusi dan implikasi teori teknologi komunikasi terhadap teknologi pendidikan.

B.  Rumusan Masalah
            Makalah ini membahas tentang kontribusi dan implikasi teori teknologi komunikasi terhadap teknologi pendidikan, sehingga rumusan yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1.   Apakah teori teknologi komunikasi?
2.   Bagaimana teori komunikasi dalam teknologi pendidikan?
3.   Bagaimana dampak teori komunikasi dalam teknologi pendidikan?

C.  Tujuan Pembahasan
            Yang menjadi tujuan utama dalam makalah ini adalah:
1.   Agar mengetahui dan memahami teori teknologi komunikasi.
2.   Agar mengetahui dan memahami teori komunikasi dalam teknologi pendidikan.
3.   Agar mengetahui dan memahami dampak teori komunikasi dalam teknologi pendidikan.

D.  Manfaat Pembahasan
            Manfaat pembahasan dalam makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang kontribusi dan implikasi teori teknologi komunikasi terhadap teknologi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Landasan Teori Teknologi Komunikasi
1.    Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan masalah (Yusufhadi Miarso, 2004).

2.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi awalnya bersumber dari bahasa Latin communis yang artinya sama, berkembang menjadi communicatio, artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah itu kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris communication, diartikan hubungan. Selanjutnya dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki komponen-komponen dan proses komunikasi berikut :
·         Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan..
·         Pesan adalah isi/maksud yang akan disampaikan melalui suatu media/saluran, secara langsung maupun tidak langsung, berupa informasi dalam bentuk bahasa atau smbol yang dipahami kedua pihak
·         Saluran adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya
·         Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. Komunikan menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya.
·         Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Komunikan memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim

3.    Pengertian Teknologi Komunikasi
Menurut BNET Business Dictionary (2008), Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi menfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama.
Teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain (Rogers, 1986).
Teknologi komunikasi dapat berupa telpon, telex, fax, radio, televisi, audio video’ electronic data interchange dan e-mail.



B.   Teori Komunikasi dalam Teknologi Pendidikan
1.    Teori Shannon dan Weaver (1949)
Teori ini merupakan teori matematis dalam komunikasi, karena bersifat linear dengan arah yang tertentu dan tetap yaitu dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Salah satu unsur dalam teori ini adanya sumber gangguan (noise) yang senantiasa ada dalam setiap situasi.
Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar belakang Shannon dan Weaver yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen yaitu :
·         Information Source adalah yang memproduksi pesan
·         Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
·         Channel adalah saluran pesan
·         Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
·         Destination adalah dimana pesan sampai
·         Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).

2.    Teori Komunikasi Berlo (1960)
Teori Berlo merupakan pendekatan pembaharuan karena implikasinya dalam teknologi pendidikan menyebabkan dimasukkannnya orang dan bahan sebagai sumber yang merupakan bagian integral dari  Teknologi Pendidikan.  Isi pesan beserta struktur dan penggarapannya juga merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Segala bentuk pesan (lambang, verbal, taktil serta ujud nyata merupakan keseluruhan proses komunikasi, dan dengan demikian juga merupakan bagian dari Teknologi Pendidikan.

3.    Teori Rogers dan Kincaid (1981)
Teori ini disebut juga teori konvergensi, dimana dalam teori ini tidak membedakan antara sumber dan penerima karena peran itu dapat berlangsung secara bersamaan pada seseorang dalam suatu konteks komunikasi. Teori ini juga menegaskan bahwa komunikasi berlangsung tanpa awal dan tanpa akhir, sepanjang manusia sadar akan diri dan lingkungannya.
Teori ini membawa pengaruh dalam perkembangan berbagai kecendrungan pendidikan, dan kesemuanya merupakan landasan strategi dalam perkembangan teknologi pendidikan,  diantaranya ;
·         Pendidikan seumur hidup yang berlangsung sepanjang orang sadar akan diri dan lingkungannya.
·         Pendidikan gerak cepat dan tepat, mengacu pada kemampuan untuk hidup di masyarakat
·         Pendidikan yang mudah dicerna dan diresapi
·         Pendidikan yang menarik perhatian dengan cara penyajian yang bervariasi dan merangsang sebanyak mungkin indra
·         Pendidikan yang menyebar baik pelayanan maupun peranannya

4.    Teori  Wilbur Schramm (1977)
Salah satu unsur  yang dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannnya bagi Teknologi Pendidikan adalah media. Schramm merupakan seorang ahli komunikasi yang paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil penelitian tentang media ke dalam bidang pendidikan yang merupakan garapan Teknologi Pendidikan.
Hasil kesimpulan teori Schramm dalam hubungannnya dengan pendidikan yaitu :
·         Orang dapat belajar dengan media
·         Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar, analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan individu diantara para pembelajar.
·         Sistem simbolik digital pada media sangat berguna dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar, jika dikombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran.
·         Kode iconic ( gambar, diagram, dll) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsure-unsur yang telah tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulus utama dan mendorong terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.
·         Proyek pembaharuan pendidikan nasional dengan menggunakan media komunikasi mampu membawa perubahan penting, memperluas kesempatan belajar, dan memberikan sumbangan dalam peningkatan mutu pendidikan
·         Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen dalam proses pembelajaran dikelas, akan efektif dan lebih mudah diterima oleh pengajar dan peserta didik dikelas.
·         Pembelajaran jarak jauh yang didukung dengan media yang tepat dapat berlangsung dengan baik.
·         System pembelajaran yang diciptakan di sekeliling media siaran, dapat mempunyai keuntungan ekonomis untuk kelanjutan dan perluasan kesempatan pendidikan.

C.   Dampak Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Pendidikan
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004).
Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama tugas mendidik para muda beralih dari orang tua ke guru.  Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan komputer.

1.    Dampak Positif Teknologi Komunikasi
Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972) revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah menawarkan sejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang akseptable tetapi juga yang spektakuler.
Berbagai implikasi perkembangan teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:
·         Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang
·         Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber
·         Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk
·         Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media.
Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board.
Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.  Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai diberbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah.
Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
·         Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction” (CAI)
·         Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction” (CBI)
·         Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),
·         Perpustakaan Elektronik (e-library)
·         Laboratorium Elektronik (e-laboratory)
·         Pembelajaran Berbasis Multimedia

Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21 harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
·         Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi komputerisasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.
·         Satu perubahan di dalam peran para guru dari “para orang bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat, peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi, produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.
·         Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.
·         Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam kebijakan-kebijakan sekolah.
·         Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.

Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran, yaitu:
·         Kemudahan mengakses berbagai informasi
·         Memperkaya program pembelajaran
·         Mengurangi/meminimalisasi biaya
·         Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
·         Mempermudah penjadwalan
·         Dapat mendatangkan keuntungan.
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan.


2.    Dampak  Negatif  Teknologi  Komunikasi Pada Pendidikan
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia yaitu :
·         Argumen pertama adalah posisi sentral manusia.
Berbeda dengan abad pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian.
·         Argumen kedua adalah kemajuan.
Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global.
Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan. Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons yaitu :
·               Pertama masalah dana yang harus disediakan.
Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini?
·               Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan?
Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan.
Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesia, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.
Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya.
Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu.
Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”.
Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Kebangkitan tanggung jawab moral dimungkinkan oleh tiga hal yaitu :
·               Kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri.
Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.
·               Tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.
·               Dampak dalam penggunaan teknologi komunikasi.
Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.

Kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajan yaitu adanya berbagai model pembelajaran alternatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, dan lain-lain dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran.



BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya melalui kata-kata (lisan), gerak anggota tubuh, atau melalui media tertentu. Komunikasi yang baik memiliki komponen komunikasi yaitu: Pengirim atau komunikator (sender), Pesan (message, Saluran (channel), Penerima atau komunikate (receiver), dan Umpan balik (feedback).
Komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan telah bersentuhan dengan teknologi komunikasi.
Teknologi Komunikasi memiliki dampak positif yang besar terhadap pendidikan, tetapi juga memiliki dampak negatif. Perlu kebangkitan tanggungjawab moral semua unsure dalam masyarakat untuk meminimalisir damapk negative tersebut.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, perlu dilakukan  penelitian yang terus-menerus dalam kaitannya antara media komunikasi dan pendidikan, yaitu kawasan teknologi pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi pendidikan merupakan satuan pengetahuan yang terorganisasi akan senantiasa berkembang dengan adanya penelitian.



DAFTAR PUSTAKA

·         Seels, B. Barbara & Richey, C. Rita. 1994. Instructional Technology : The Definition And Domains of the Field. Washington : AECT
·         Setijadi, DR.Prof. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan :Satuan tugas definisi dan terminology AECT. Jakarta: C.V.Rajawali
·         Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.